TILIK (MENJENGUK)

Bahasa TILIK itu artinya menjenguk.

 Al kisah peran utamanya adalah Bu Tejo.
Bu Tejo mempunyai karakter tukang gosip atau bahasa lainnya ghibah. Dan yang digosipkan adalah Dian. Siapakah Dian?
Dian adalah seorang kembang desa yang mana Dian karena paras wajahnya yang cantik dan menjadi idaman para laki-laki.

Pada saat film ini dimulai, datangnya sebuah truk dari desa melewati jalan pedesaan, nah di situ ada segerombolan ibu-ibu sedang berbincang-bincang membahas tentang ibu lurah yang sedang sakit. 
  Ibu Tejo adalah karakter tukang gosip yang percaya dengan internet arti kata bahwa internet itu segala sesuatu informasi yang akurat.

Nah di sisi lain ada yang namanya Bu Yuning. Siapakah ibu Yuning? Ibu Yuning adalah kerabatnya Dian (kembang desa)

   Bu Tejo ini adalah istri seorang 
kontraktor yang sukses di desanya. Di satu sisi Bu Tejo dengan bahasanya yang ngomong ceplas-ceplos itu selalu menyinggung tentang dian.
Bu Tejo dan kawan-kawan merasa takut apabila suaminya nanti tergoda oleh 
Dian si kembang desa.

Dian adalah kembang desa yang bekerja, baru lulus dari sekolah tetapi dia mempunyai barang-barang branded.
Contoh: handphone baru, motor baru dan lain-lain. Kata Bu Tejo nah kok bisa ??
  
  Di satu sisi Bu Yuning yang satu kerabatnya tadi tidak terima apabila Dian di pojokkan seperti itu. Kemudian Bu Tejo bilang "itu benar adanya bukti-bukti di internet, itu kan buatan orang pintar mana mungkin beritanya salah" dan kata Bu Tejo lagi "sudah jelas buktinya ada foto-fotonya saat Dian berada di dalam mall berada di dalam hotel".
Lalu Bu Yuning bicara "kalian ini seperti wartawan saja, siapa tahu dia mengantarkan tamu misalkan di mana atau di mana jangan bisa menyebarkan fitnah" kata Bu Yuning  tadi

Nah di situlah benang merah daripada film ini yaitu tentang sebuah informasi yang beredar di internet pada akhirnya menimbulkan isu-isu hoax dan terjadi perdebatan antara bu Tejo dan Bu Yuning.

    Nah kemudian mereka sampailah di rumah sakit. Saat mereka turun dari truk datanglah Dian  yang telah sebelumnya mengantarkan ibu lurah ke rumah sakit dengan anaknya Bu lurah yang namanya Fikri. Datanglah Dian menemui ibu-ibu tersebut terus berbicara dengan Bu Yuning
"Ibu lurah saat ini belum bisa dijenguk karena masih di ICU" jadi mohon maaf.
Kata Bu Yuning "loh kenapa tidak memberitahu". Kata Dian "sudah ditelpon, tapi tidak diangkat. Dan ternyata baterainya lowbat alias mati.
 
    Lalu ibu-ibu dengan merasa kecewa, mereka kembali lagi ke atas truk dan di situlah supaya ibu Tejo memberikan solusi agar supaya mereka semuanya tidak kecewa karena perjalanan jauh dari desa ke kota akhirnya mereka berencana pergi ke pasar Beringharjo yang ada di Yogyakarta dan sopir truk pun menyetujuinya.

    Dan pada akhirnya cerita itu diakhiri dengan sang kembang desa yaitu Dian yang ternyata memiliki hubungan dengan pak lurah. Hal itu membuat Bu Tejo semakin girang karena salah satu dari gosipnya kemungkinan besar benar, sedangkan  Bu Yuning kecewa karena info yang ia bagikan tidak benar.

Padahal sebelumnya Bu Yuning menyebut Bu Tejo tukang fitnah karena mengatakan hal tidak benar mengenai Dian.

Namun rupanya Bu Tejo sedikit 'salah' mengenai Dian. Dian memang dekat dengan Fikri, tapi bukan sebagai calon istri. Justru, Dian dekat dengan ayah Fikri atau pak lurah yang telah lama bercerai dengan Bu lurah yang sedang sakit, dan di akhir cerita Dian dan pak lurah menyusun rencana untuk menikah. Dian bingung bagaimana mengatakan dengan baik kepada Fikri anak pak lurah.

filmnya bikin ending bukann🤣🤣

- pesan moral saya
    TILIK (menjenguk) ini tradisi masyarakat yang masih erat kepeduliannya.
Film ini memperlihatkan bahwasanya ibu ibu yang rela menyewa truk hanya untuk menjenguk ibu lurah yang sedang sakit.
Tapi jika kita sedang menjenguk seseorang, lakukanlah dengan hal yang baik. Jangan seperti disaat diperjalanan tadi, contohnya "menggibah" salah satunya.